Puisi: API, SABAR, DAN CINTA DALAM SEPOTONG RENDANG

 

periuk besi berpeluh waktu

rempah-rempah menari bersama santan

menyatu dalam irama rindu kampung

 

Aroma kunyit, lengkuas, dan serai

berbalut dengan kenangan kampung halaman

tiap adukan kuah yang kian pekat

adalah doa yang tak pernah padam

 

Rendang, bukan sekadar hidangan

ia adalah cerita tanah Minang

tentang sabar yang dipelajari dari api

tentang kokoh yang diwarisi dari rasa turun temurun

 

Pada hidangan rantau yang merindu pulang, rendang hadir

sebagai pelukan dari tanah kelahiran

cita rasa yang menolak lupa

bahwa Minangkabau tak pernah jauh

ia pulang lewat rasa di lidah perantau




*) Azizah Dyaul Haq, lahir di payakumbuh 18 oktober 2006, saat ini berdomisili di payakumbuh, menekuni dunia literasi sejak 2020, karya pertamanya dimuat di buku antologi puisi (Lentera Kampus Biru), beberapa karya telah dimuat di beberapa antologi yaitu Rinduku untuk Sekolah, Mama, Meratap Kehidupan, Sang Pelita di Tengah Gelapnya Dunia, Langkah Demi Langkah, dan Pertulangan Rahasia di Hutan Ajaib di buku antologi cerita anak Pustaka Dua-2.


**) Api, Sabar, dan Cinta dalam Sepotong Rendang adalah puisi peraih Juara 1 dalam Lomba Menulis Puisi Berbasis Konten Lokal yang diselenggarakan oleh Pustaka Dua-2 dalam kegiatan Gebyar Sastra Pustaka Dua-2 Tahun 2025.

Komentar