Puisi: TERIMA SELURUH SAJAK INI, SEBAB HANYA KAU YANG BOLEH MEMBACANYA

 

Terima Seluruh Sajak Ini, Sebab Hanya Kau yang Boleh Membacanya

 

/1/ 

di tengah negeri yang kacau, kau menghilang

sementara aku merindukan nasi hangat dan kuah bakso yang Ibu siapkan ketika demam,

di masa lampau

kau mungkin telah lupa cara mendengarkan cerita-cerita ini

atau kau tak lagi tertarik

dan terbungkam.

 

oh, seperti apakah kini pukul dua pagi?

yang pernah kau selami, saat menulis puisi-puisi, atau menyusun skripsi?

 

kau mengaku lebih mudah merangkai kata-kata ketika hari masih buta

aku pura-pura punya kebiasaan yang sama

bangun saat kau bangun

berdoa saat kau berdoa

dan berharap saat kau berharap

 

tapi waktu telah sepenuhnya berangkat

ke arah yang tak bisa kita duga

dan hanya segelintir semoga yang bersemayam di sisa-sisa malam

selebihnya, tak ada.

 

/2/

di berisiknya isi kepala,

aku jadi suka bertanya-tanya, tentang hal-hal yang sulit sekali ditemukan jawabannya

seperti, apakah aku layak? apakah aku boleh? apakah aku diizinkan?

 

dulu sekali, aku percaya bahwa tidak apa-apa mencoba menjadi akrab,

berani, dan bahkan tak segan bicara macam-macam

bertahun-tahun, aku menyesali deretan kalimat yang pernah kuucapkan kepada seorang teman

 

tapi barusan aku membuka percakapan-percakapan lama

rupanya tak ada yang terlalu menyakitkan

hanya pembicaraan biasa (seharusnya memang biasa)

 

meskipun masih ada sebuah tanya yang tertinggal,

seperti, apakah ia pernah sakit hati?

tapi, mengingat balasan-balasannya yang tampak tidak keberatan,

mengingat dulu, kami masihlah sangat muda,

aku merasa sedikit lega

 

kini, ia hidup dengan baik

dan itu cukup

 

aku ingin meminta maaf, tapi rasanya itu tak lagi perlu

 

(kisah ini yang juga ingin kuceritakan kepadamu.)

 

 

/3/

senja yang terulang

ratusan kalimat yang lari-lari di ruang ingatan

sepatu sebelah kanan yang bolong

dan tas sekolah yang putus talinya

 

aku ingin mengisahkan banyak hal

tentang segala sesuatu yang sulit dinilai

sebab terlalu mahal

atau tentang segala sesuatu yang sulit diucapkan,

karena terlalu menyakitkan

 

akan tetapi, kita telah kehilangan jalan

dan semestinya memang tak lagi berharap pada pertemuan

 

sampai jumpa di lain waktu,

jika memang ada waktu.

 

 

Tasikmalaya, 2025

 

Komentar