Tarot Kosong
Tarot
kosong tergeletak
Lembaran usang
tak berpenafsiran
Rangkaian
kartu terbalik
Tiada
yang tersisa
Hanya
debu
Hanya
abu yang menari di udara
Mengikuti
jejak yang tak pernah ada
Korupsi
merayap
Pada
akar pohon yang terputus
Bencana
berbisik tanpa suara
Seperti
badai tanpa ombak
Semua
runtuh
Di
bibir api yang membakar
Tanpa
harap
Manusia
berdiri di atas sisa tanah
Tanpa
tahu arah
Intoleransi
menjadi sabda
Kerusakan
bertasbih dalam sunyi
Dari
ladang yang telah mati
Tarot
kosong menunggu
Hancur
dalam kehampaan
Kenapa
hutan terus runtuh?
Kenapa
ranting terus patah? Karena kekuasaan yang tuli
Karena
tangan yang tak merasa
Mematahkan
bukan hanya pohon
Tapi
juga denyut kehidupan
Setiap
ranting yang patah
Membawa
hilang satu perlawanan
Seperti
tulang yang patah
Membawa
hilang satu jiwa
Dan
setiap jejak yang ditinggalkan
Di
tanah yang terluka
Tak akan pernah bis menghapus
Patah yang telah
terjadi
Karena yang hilang tak bisa
kembali
Selamanya
Botol Amangkurat
Botol
Amangkurat berdiri
Perahu tua melawan laut beku
Airnya
bukan janji
Hanya
cerminan kosong
Di
dalam ruang sisa amarah
Dari
tangan-tangan yang tak lagi menulis
Dan
jari-jari yang mencari arah
Segala
ramalan pupus
Seperti
angin menari di ujung kabut
Tanpa
suara
Tanpa
bekas
Hanya
debu yang menunggu
Di
tiap sendi batu yang terjaga
Kesejahteraan
tercurah
Bukan
di ladang, bukan di bukit
Melainkan
di dalam kaca yang pecah
Di
dalam botol Amangkurat
Terkurung
rindu yang tak tahu jalan pulang
Bumi
berputar tanpa gairah
Mereka
berkata
Kesejahteraan
adalah kekal
Seperti
air yang tak pernah jernih
Seperti
tawa yang tak pernah tumbuh
Dari
botol yang pecah tanpa suara
Di
bawah cahaya rembulan yang terbakar
Dari
bibir yang tak pernah berkata apa-apa
Hanya
bekas kaki yang terbenam dalam pasir
Dan
tangan yang mulai tak mengerti
Tentang
apa yang hilang dari gelas yang kosong
Atap Rawabangun
Terpapar
uang yang jatuh
Seperti hujan malam yang kotor
Dari
langit yang retak
Di
atas tanah yang terjaga
Tangan
yang menadah
Tak
bisa meraih harap
Segala
bintang tergadai
Di
bawah bayang-bayang yang menelan
Kebohongan
membara
Di
balik senyum yang tumpul
Uang
mengalir
Seperti
darah yang terbuang
Komentar
Posting Komentar