Puisi: DUDUK

 

Sudah seribu hari aku tertunduk

untuk merapatkan gundukan waktu yang tak lagi tunduk

 

Aku

ingin

bertahan

 

Di lingkungan yang masih terasa kehangatan 

walau beku terus saja menyerang

di saat malam

di kala jeda tanpa pendatang 

 

Aku

ingin

bertahan 

 

Di tempat yang sama dengan naluri buta

cukup melahap apa saja

tersaji badai, kulahap

tersaji hujan, kunikmat

 

Apa

lagi?

 

Senja

malam

petang

hanya menjadi hiasan

sedang diriku yang sebenarnya 

hanya lukisan tanpa kehidupan 

hampa

tanpa tandingan 

 

AK, 27 Januari 2025

----------------------------- 

 

taukah kau?

bila selubung asap dan cerobong asap memiliki satu persamaan?

ia ...

sama-sama menyimpan kau

yang keberadaanya 'kan hilang 

dalam hitungan sekejap

 

ia ...

mampu menceritakan tentang aku, kau, dan kita

yang berlabel kenangan

 

aku tidak ingin menjadi pendusta

yang memaksa kau tinggal 

bahkan setelah kau tiada

 

aku tidak ingin menjadi si paling penguasa

sedang jemariku pun tak pernah melekat di tiap-tiap ruas kehidupanmu

 

siapalah aku

yang hanya menceritakan kau

untuk

satu dua frasa 

 

 AK, 25 Jan 25

 

Komentar

Posting Komentar