Anak Bulan
ia
memperkenalkan dirinya sebagai anak bulan
yang tinggal
bersama kucing
dan nenek-nenek
mereka yang
terjebak ribuan tahun dan mungkin selamanya
“mereka sedang
apa?”
berkemah
tapi tak mau
pulang lagi
ke bumi
lalu
memutuskan, jadi orang-orang pribulan.
Anak
Matahari
senja yang
merangkak di langit kota
udara apak yang
kau hidu
lelah yang
memagut segala resah
jiwamu terlalu
lama terlempar jatuh, ke lubang sibuk
betapa kau
rindu masa lampau
yang jauh
tertinggal di belakang
menjadi
anak-anak matahari
yang bermain
bola di halaman
bersama anak
lelaki, dengan rambut sebahu yang terbakar
waktu
berserakan
kau pungut satu
demi satu
masa-masa yang
kabur
yang mustahil
kau kubur.
Anak Hujan
dingin, bening,
dan kurang kerjaan
ia tertawa kala
temannya jatuh di genangan
diam-diam kau
tersenyum di balik jendela
terpenjara satu
kata: dewasa
pembicaraan
penting menarikmu ke dalam
gelas-gelas
berisi limun masih belum tersentuh
seorang rekan
menjelaskan tentang angka-angka di depan layar
kau mengangguk
patuh, dan merasa sedikit terbebani
besok mungkin
masih hujan
kau harap
demikian
semoga ia,
anak-anak yang bermain di sana
kembali tertawa
dan memberinya jeda untuk merasa sedikit lega
setidaknya
sedikit saja.
Imas Hanifah N. Lahir dan tinggal di Tasikmalaya. Merupakan salah satu admin di lokerkata.com. Ia aktif menulis di beberapa platform kepenulisan, salah satunya Opinia. Sebagian karyanya sudah dimuat di media online maupun media cetak. Antologi terbarunya berjudul Jejak Mengabur terbit pada Juni 2023, berisi kumpulan cerpen bersama penulis lain di Amateur Writer Indonesia. Bisa dihubungi melalui Instagram: @hani_hanifahn atau Facebook: Imas Hanifah N.
Komentar
Posting Komentar