Jamur Ayam
Pajak menikam hati
Setiap senyum tertutup
Dalam duka yang tak terucap Tanah bergetar
Dengan perih yang terpendam
Ranting dan batu jadi rumah Pada hutan yang terbuka Seperti jurang yang menelan
Rakyat yang terkepung
Oleh angka-angka yang mencekik Jamur
ayam tumbuh
Di tanah yang rapuh
Melawan lapar yang terus merayap
Seperti keringat yang jatuh
Tak bisa membeli apa-apa Lembah menjadi pelabuhan
Di mana kaki menginjak tanah hitam
Hutan menjadi saksi bisu
Dari hidup
yang tak pernah
ada Di sana, di balik kabut
Jamur ayam menghidupi yang hilang Seperti harapan yang sudah lama pudar Dalam jari yang menggenggam kosong
Bulir-Bulir Padi
Bulir-bulir padi pecah
Di bawah
matahari yang lelah Sawah terbentang
Terbenam dalam jejak roda besi Pekerjaan lama tergerus
Oleh dinding yang menjulang Di desa yang tak lagi ada
Di tanah yang terbelah Angin membawa kabar
Tentang kota yang terus meluas Padi yang tumbuh hanya bayangan Dalam
hati yang terluka
Kantong Kertas
dan Roti Keringnya
Kantong kertas melipat waktu Roti kering tergeletak
Seperti jejak kaki yang telah pudar
Di tanah yang tak lagi mengenal Sepi yang menorehkan luka
Pada pagi yang tak bersinar Musik retro memutar
kenangan Dari negeri yang jauh
Di ujung dunia yang terlupakan
Dengan kopi hitam
Dalam cangkir yang telah retak Dan bibir yang tak lagi bicara Hidup
yang teredam
Dalam kehampaan Tak ada lagi ruang
Untuk mimpikan negeri
yang lenyap Di balik awan
yang terhapus
Oleh debu jalanan
yang tak pernah
henti Kantong kertas tak berisi
Hanya angin yang lewat
Roti kering terdiam
Seperti harapan yang tak pernah tiba
Dalam ruang yang kian sempit
Di negeri yang memudar
Komentar
Posting Komentar