Puisi: BULAN JATUH DI PANGKUAN

Bulan Jatuh di Pangkuan

Aku ingin memeluk bulan bersinar terang. Malaikat-malaikat bertasbih penuh kasih lagi berkah mendulang pahala berlipat ganda di malam lailatulkadar.

Marhaban ya Ramadan selamat datang kami ucapkan. Masuklah duhai bulan suci pintu rumah tak terkunci, kami sambut dengan sepuluh jari tengadahkan tangan ke langit tinggi, langitkan doa kinasih rindu sang kekasih.

Duhai bulan jatuh di pangkuan, bulan rahmat penuh berkah, bulannya para musafir pencari Tuhan. Daku berkhalwat menikmati hidangan santapan rohani zikir pengampuan.

Angin bertasbih melambaikan tangan penuh mesra. Berbatuan berzikir, sungai-sungai berzikir, daun-daun merunduk, malam hening, hujan rahmat menyiram bumi, kami terima sagu hati larungkan dosa daki diri, dunia fana membutakan hati.

Padang Pariaman, 22/03/2025

-------------------

 

Tangan-Tangan Kasih

Sepertiga malam kesunyian daku berbisik menyebut asma-Mu. Merendahkan hati berdoa lirih, mengikis kesombongan bertakhta di kalbu. Betapa Maha Semestanya Engkau berkuasa atas sesuatu. Engkau begitu dekat di nadi kehidupan.

Adanya kami di dunia karena kasih sayang-Mu, kasih sayang Bapak Angkasa, kasih sayang Ibu Pertiwi. Udara kami hirup menjadi pasak Bumi tempat berpijak dan segala nikmat tumbuh di sana. Hewan melata di atasnya, ikan berenang di samudra.

Telah terjadi kerusakan di darat, di laut ulah tangan pendosa, ketamakan merajalela, rakus dan loba. Tolonglah kami ya, Rabb lindungi dari segala angkara murka tiada satu pun kekuatan dapat mengalahkan-Mu, pada-Mu kami berserah diri.

Padang Pariaman, 22/03/2025

--------------------


Bulan Sabit di Langit Cinta


Senja beranjak ke peraduan malam Nabastala lembayung merah jingga

Angin kesiur menyapa alam menggapai dirgantara

 

Bulan Sabit di langit cinta fenomena alam menjadi tanda

Kita sambut datangnya bulan Ramadan hati riang jiwa kembara

 

Hari-hari mendulang sagu hati  sepanjang hamparan bumi

Dzikir pagi, petang melangitkan doa penyejuk iman di dada

 

Berlapar-lapar di siang hari menempa diri bagai duafa

Mengunci segala nafsu agar selamat dari bujuk rayu.

 

Padang Pariaman, 22/03/2025

 

 

*) Jonson Effendi penulis Buku Sehimpun Puisi Ya Allah Habibah, Founder Rumah Baca Ajo Piaman. Anggota FLP Sumbar. Telah menulis lebih dari 25 buku Antologi Puisi Bersama, puisinya diterjemahkan dalam Bahasa Costa Rica, Bolivia.

Komentar