Resensi Buku: PERJUANGAN PARA IBU YANG PENUH HARU

 
Resensi Buku oleh Riski Diannita

   Identitas Buku:

Judul

:

Kisah-Kisah Kehamilan dan Kelahiran yang Paling Mengharukan

Penulis

:

Nurul Chomaria, S.Psi.

Jenis

:

Nonfiksi (Kumpulan Kisah Inspiratif)

Penerbit

:

Ahad Books

Tebal

:

159 Halaman

Tahun Terbit

:

Cetakan Pertama, Oktober 2013

ISBN

:

978-602-7929-53-1

 

Pengalaman menjadi ibu sangatlah berkesan, penuh tantangan, dan tidak terlupakan. Perjuangan seorang ibu dalam menjalani proses kehamilan dan melahirkan patut untuk diabadikan melalui tulisan. Kisah-kisah itulah yang tersaji di buku ini.

Saya pun jadi teringat dengan pengalaman saat hamil dan melahirkan anak pertama pada lima tahun lalu, tepatnya akhir 2019 hingga Juli 2020. Setelah membaca buku ini, saya tersadar bahwa semua yang saya lalui belum seberapa dibandingkan para ibu lainnya yang menghadapi ujian lebih berat dan tantangan lebih sulit. Perjuangan mereka sungguh luar biasa.

"Melahirkan merupakan proses yang sangat 'misteri'. Hanya kekuatan tangan Allah-lah yang akan mempermudah seorang calon ibu untuk melahirkan bayinya." (Halaman 6)

Kutipan kata pengantar dari penulis buku tersebut sangat saya setujui. Saya bersyukur ketika hamil dan melahirkan dahulu diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah. Walaupun saya harus menunggu setelah tiga tahun menikah (September 2016) untuk bisa hamil (Oktober 2019), akhirnya kesabaran dan ketabahan dibayar dengan kebahagiaan atas kelahiran bayi (Juli 2020).

Namun, proses kehamilan dan kelahiran tidak hanya tentang rasa bahagia, tetapi juga kesakitan, kepayahan, dan ketidakberdayaan. Buku ini mengumpulkan kisah-kisah nyata dan pengalaman para ibu yang penuh haru dengan segala perjuangannya.

Ada 20 judul tulisan. Beberapa di antaranya menceritakan ikhtiar dan penantian untuk bisa hamil, bahkan hingga belasan tahun usia pernikahan. Ada pula yang mengisahkan pilihan antara persalinan secara normal (pervaginam) atau operasi sectio caesarea (sesar) akibat menderita preeklampsia selama kehamilan. Syukurlah, akhirnya sang ibu bisa melahirkan secara normal dengan bantuan seorang dokter berdedikasi tinggi.

Kisah berjudul "Ciuman Pertama dan Terakhir untuk Anakku" membuat air mata saya berderai. Seorang ibu kehilangan anak kedua sebab masa kehamilannya terjadi placenta previa (plasenta letaknya di bawah sehingga menutupi serviks). Bayinya mengalami afiksia (kesulitan bernapas) yang banyak dialami oleh janin yang terlahir karena keadaan gawat darurat.

Ada dua tulisan yang diberi judul "Ingat, Ibumu... Ibumu... Ibumu" bagian 1 dan 2. Persamaan dari kedua kisah itu tentang perempuan yang melahirkan bayi dengan kelainan. Hal ini diduga terjadi akibat si perempuan mempunyai hubungan yang tidak baik, bahkan bermusuhan dengan ibu kandungnya. Setelah mereka meminta maaf dan berbuat baik kepada ibunya, sang anak perlahan-lahan pulih serta berkembang secara normal, tentu dengan treatment pengobatan dokter.

Kisah tersebut menjadi pengingat untuk saya bahwa perbuatan terhadap orang lain, apalagi kepada ibu kandung, juga berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan proses menjadi ibu. Jadi, bukan hanya melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dengan persiapan fisik dan mental, sebisa mungkin calon ibu juga berbuat baik kepada orang lain.

Ada pula kisah perempuan yang menyakiti mantan suaminya dengan melakukan perselingkuhan. Kemudian, perempuan itu menikah dengan selingkuhannya. Ketika ia hamil dan melahirkan, terjadi peristiwa mengerikan karena posisi janin sungsang. Bisa jadi itu karma akibat doa buruk dari orang yang pernah disakiti atau memang balasan dari Allah.

"Anda Masih Beruntung" adalah cerita yang juga membuat saya menitikkan air mata. Tidak dapat dibayangkan bahwa ada perempuan hamil yang begitu kuat menerima sikap buruk dari suami. Istrinya harus bekerja, sedangkan suami hanya menghabiskan uang. Jangankan memberi perhatian, bahkan suami tega membiarkan istri berjalan sendiri membawa tas berisi pakaian menuju klinik bersalin.

Berkebalikan dengan kisah tadi. Tulisan berjudul "Untuk para Suami" bercerita dari sudut pandang seorang suami ketika mendampingi istri hamil hingga melahirkan dengan penuh perhatian. Bahkan, sang suami itu sempat mengalami trauma sesudah menyaksikan proses persalinan istrinya.

Berbeda dengan kisah-kisah lainnya yang berasal dari narasumber secara langsung, tiga cerita terakhir di buku ini bersumber dari internet. Namun, hal tersebut tidak mengurangi keharuan dan keteladanan kisah perjuangan para ibu.

Semua cerita di buku ini dapat menjadi pengingat bagi pembaca tentang kegigihan seorang ibu. Untuk para anak yang membacanya, akan lebih menghormati dan menyayangi ibu. Untuk para calon ibu, akan lebih dikuatkan dalam berjuang demi buah hati. Untuk para suami, akan lebih mencintai dan menghargai istri. Semoga bermanfaat. (*)

 


*) Riski Diannita, merupakan seorang ibu rumah tangga, pengajar les, penulis, dan editor lepas. Ia memperoleh amanah sebagai Koordinator Divisi Karya di FLP Cabang Mojokerto. Tulisannya telah dimuat di berbagai media, buku antologi, dan buku solo. Nita, panggilannya, dapat disapa melalui media sosial Instagram @riskidiannita dan Facebook: Diannita Riski.

 

Komentar