Salah satu tradisi yang paling ditunggu-tunggu di
kampung itu adalah lomba takjil antar warga. Tahun ini, Uda Bujang, pemuda
kocak yang selalu punya ide nyeleneh, bertekad untuk memenangkan lomba
tersebut.
"Tahun nan ko, ambo harus manang lomba
takjil!" seru Uda Bujang dengan semangat menggebu-gebu. "Ambo punyo
ide brilian! Ambo akan mambuek kolak labu super pedas!"
Uni Gadih, gadis Minang yang cerewet tapi baik
hati, sekaligus pemilik warung takjil langganan Uda Bujang, hanya bisa
geleng-geleng kepala mendengar ide Uda Bujang.
"Alah Uda Bujang ko, apolah ide uda tu.
Kolak labu kok dibuek padeh? Beko malah sakik paruik orang mamakannyo,"
protes Uni Gadih.
"Alah Uni Gadih ko, caliak sajolah bisuak
dan picayolah samo ambo. Kolak labu super pedas ambo pasti akan jadi
juara," jawab Uda Bujang dengan penuh percaya diri.
Uda Bujang pun mulai mengumpulkan bahan-bahan
untuk membuat kolak labu super pedasnya. Ia menambahkan banyak sekali cabai
rawit ke dalam kolaknya, hingga warnanya menjadi merah menyala.
"Wah, pasti mantap nih!" gumam Uda
Bujang sambil mencicipi kolaknya. "Pedasnya nendang!"
Saat lomba takjil tiba, Uda Bujang dengan
bangga menyajikan kolak labu super pedasnya. Para juri dan warga pun penasaran
dengan rasa kolak tersebut.
"Hmm, kolak labunya harum sekali,"
puji salah satu juri.
Namun, saat mereka mencicipi kolak tersebut,
ekspresi mereka langsung berubah.
"Aduh! Pedasnya luar biasa!" teriak
salah satu juri sambil terbatuk-batuk.
"Ambo ndak tahan!" seru juri yang
lain sambil mengipasi mulutnya.
Warga yang ikut mencicipi kolak labu super
pedas Uda Bujang pun merasakan hal yang sama. Mereka semua kepedasan dan
berlarian mencari air minum.
Melihat reaksi para juri dan warga, Uda Bujang hanya
bisa tercengang. Ia tidak menyangka kolak labu super pedasnya akan sepedas itu.
"Aduh, maafkan ambo. Ambo ndak bermaksud
bikin kalian kepedasan," sesal Uda Bujang.
Buya Sutan, tetua kampung yang bijak, mendekati
Uda Bujang dan berkata, "Uda Bujang, niat uda memang baik, tapi lain kali
jangan terlalu berlebihan. Kolak labu itu enak dinikmati dengan rasa manis dan
gurih, bukan pedas."
Uda Bujang pun menyadari kesalahannya. Ia
menerima kritik dari Buya Sutan dengan lapang dada. Meskipun gagal memenangkan
lomba takjil, Uda Bujang tetap senang karena telah menghibur warga dengan kolak
labu super pedasnya.
Dan begitulah, kisah kolak labu super pedas Uda
Bujang menjadi cerita lucu yang dikenang warga kampung Koto Panjang di bulan
Ramadan. (*)
*) Dilla, S.Pd. lahir di Bukittinggi. Saat ini mengajar di SMPN 2 Bukittinggi. Telah menerbitkan 7 buku tunggal dan puluhan buku antologi. bisa dihubungi melalui email, dillaspd6@gmail.com, facebook: Espede Dilla, Instagram: @dilla.spd dan telegram: dilla S.Pd blog: www.dillaspd.my.id
|
|
Komentar
Posting Komentar