Saat
berada di sekolah kita belajar bahasa Indonesia, salah satu materi yang
disajikan adalah tentang teks berita. Kita diajarkan di sekolah teori-teorinya,
mulai dari struktur hingga kaidah
kebahasaan yang digunakan, namun apakah kalian tahu bahwa sebenarnya
dari materi-materi yang diajarkan di sekolah itu sangat sedikit yang diterapkan
pada saat penulisan artikel/berita?
Sederhananya,
sedalam-dalamnya materi yang diajarkan penerapan yang dipakai hanya materi
dasar saja, sebenarnya apa yang penting pada saat menulis artikel atau berita?
“Yang
membuat berita itu viral dan banyak dibaca orang adalah sudut pandangnya, tidak
perlu menggunakan bahasa yang indah karena selagi tahu nilai sudut pandangnya
bisa menarik pembaca,” ujar Pak Arizal saat mengisi lokakarya penulisan
Berita/Artikel literasi di Hotel Shafira
Nilai
dari sudut pandang itu sangat penting, bagaimana agar bisa membuat pembacanya
antusias terhadap berita tersebut dan bagaimana pembaca bisa merasakan atau
membayangkan dari informasi yang diterima.
Contohnya melihat video narasi sejarah singkat palestina dari wilayah
di bawah naungan ottoman
hingga Intifada ketiga
yang dikenal sebagai “Taufan Al- Aqsa” pasti akan
membuat penonton yang melihat sudut pandang tersebut kalau apa yang terjadi di
Palestina adalah isu kemanusiaan bukan semata-mata hanya isu agama.
Atau
membaca dan menonton alat dan kendaraan tempur yang digunakan Zionis Israel
pasti wawasan penonton akan bertambah, bagaimana tantangan yang akan dihadapi
oleh Mujahidin di Gaza, Lebanon,Yaman, hingga Irak dan Iran. Dari sini penonton dan pembaca
akan memiliki pandangan berbeda karena melihat
sudut pandang yang berbeda.
Dasar
dari menulis artiel/berita adalah mengetahui 5W+1H (what, when, why, who, where
dan how) dan tahu struktur berita itu apa saja. Untuk menulis artikel
atau berita itu bebas dan tidak harus
terlalu mengikuti teori
yang ada di sekolah yang
terpenting adalah DASAR dari materi
tersebut selebihnya cukup diketahui saja.
Menulis
artikel/berita itu bebas untuk sekarang namun perlu diketahui bagi para pembaca
bahwa, definisi dari literasi tak cukup hanya
sampai pada “membaca”
saja tapi juga “analisa” terhadap
informasi yang didapatkan.
Karena informasi yang didapatkan juga bebas kita juga harus bisa menyaring informasi yang diterima karena
tak semua berita yang diterima itu bisa benar, bisa jadi itu adalah berita yang
sengaja dibuat untuk memprovokasi ataupun mempengaruhi orang lain (propaganda).
Sangat disayangkan
banyak orang mengaku di medsos seperti instagram, mengaku literasinya tidak
minim, tapi untuk menganalisis informasi yang diterima saja tidak mampu,
sehingga merasa paling benar dengan informasi yang diterima hingga mengatakan
orang lain minim literasi, padahal dia sendiri minim literasi karena
analisisnya tidak ada dan percaya semua informasi yang didapat
Kesimpulanya
adalah didalam kebebasan menulis artikel berita dan berita yang tersebar dengan
berbagai sudut pandang yang berbeda, membaca dan menganalisa adalah
dua hal yang sangat penting
dan tak terpisahkan, membuat berita dengan
sudut pandang yang menarik itu penting agar berita tersebut menarik perhatian
lebih banyak.
*) Siswa SMA Negeri 4 Payakumbuh
Komentar
Posting Komentar