CEMBURU PALESTINA
Oleh: Uda Agus
Tak usah kau lukiskan sedihmu sebab tak mudik
atau tak beli baju lebaran sebab corona sialan
Di sana, bahkan kesedihan tak perlu dilukiskan
lagi
Ia terlukis sendiri, terpampang nyata
bertintakan darah
Jika kau bersorak menyambut lembaran rupiah
yang menjadi ‘thr’mu tahun ini
Mereka bersorak menunggu rudal-rudal yang
datang sambil menari
Sudah seharusnya kau cemburu pada keteguhannya
Dua tahun corona membuatmu lantas berputus asa
Sebab tak bisa berhuru-hara menghabiskan sisa usia
Di sana, berpuluh tahun dijajah dan diusir
dari tanah dan rumah milik sendiri.
Jika kau kesulitan menghamburkan lembaran demi lembaran rupiah yang
kau miliki
Mereka menjerit dan mengerang dalam sakit menunggu detik-detik akan
mati
Sudah seharusnya kau cemburu akan syahidnya.
Tidakkah kau rasa pedih itu?
Juga perih itu?
Rasa sakit saat timah-timah panas mengoyak tubuh.
Jerit kesakitan dari mulut bocah kecil, menggema dalam jiwa.
pun tangis pilu perempuan-perempuan perkasa yang kehilangan suami
dan anak tercinta
Sudah seharusnya kau cemburu pada ikhlasnya
Sudah seharusnya kau cemburu akan tabahnya
Sudah seharusnya kau cemburu. pada Palestina
Komentar
Posting Komentar